Kamis, 11 Agustus 2016 - , , , , , , , , , , 0 komentar

FANTASTIS! Berkat Kecintaannya Pada Qur’an, Wanita ini BANGKIT.

 
“Kyai, perkenankan saya bertanya bagaimana hukumnya apabila seorang berilmu menyembunyikan ilmunya?” Kartini membuka dialog.
Kyai Sholeh tertegun, tapi tak lama. “Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?” Kyai Sholeh balik bertanya.
“Kyai, selama hidupku baru kali ini aku berkesempatan memahami makna surat Al Fatihah, surat pertama dan induk Al Quran. Isinya begitu indah, menggetarkan sanubariku,” ujar Kartini.
Kyai Sholeh tertegun. Sang guru seolah tak punya kata untuk menyela. Kartini melanjutkan; “Bukan buatan rasa syukur hati ini kepada Allah. Namun, aku heran mengapa selama ini para ulama melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran ke dalam Bahasa Jawa. Bukankah Al Quran adalah bimbingan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?”
Dialog berhenti sampai di situ. Ny Fadhila menulis Kyai Sholeh tak bisa berkata apa-apa kecuali subhanallah. Kartini telah menggugah kesadaran Kyai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar; menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa.
Semasa hidupnya, selain mengajar masyarakat awam, Kiai Soleh Darat juga aktif mengisi pengajian di kalangan priyayi. Di antara jamaah pengajiannya adalah Raden Ajeng Kartini, anak Bupati Jepara.
RA Kartini pernah punya pengalaman tidak menyenangkan saat mempelajari Islam. Guru ngajinya memarahinya karena dia bertanya tentang arti sebuah ayat Al-Qur’an. Menurutnya tidak ada gunanya membaca kitab suci yang tidak diketahui artinya. Pada waktu itu penjajah Belanda secara resmi melarang orang menerjemahkan Al-Qur’an. Dan para ulama waktu juga mengharamkannya. Akhirnya Kiai Shaleh Darat menentang larangan ini.
Selesai, kitab tafsir dan terjemahan Al-Qur’an itu diberi nama Faidh al-Rahman fi Tafsir Al-Qur’an. Tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab. Jilid pertama yang terdiri dari 13 juz. Mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat Ibrahim.
Kitab itu dihadiahkannya kepada RA Kartini sebagai kado pernikahannya dengan RM Joyodiningrat, Bupati Rembang. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya.
Kartini amat menyukai hadiah itu dan mengatakan: “Selama ini al-Fatihah gelap bagi saya. Saya tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya, sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa yang saya pahami.”
Melalui kitab itu pula Kartini menemukan ayat yang amat menyentuh nuraninya. Yaitu Surat Al-Baqarah ayat 257 yang mencantumkan, bahwa Allah-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minadh-Dhulumaati ilan Nuur).
Kartini terkesan dengan kalimat Minadh-Dhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya karena ia merasakan sendiri proses perubahan dirinya.
Kisah ini sahih, dinukil dari Prof KH Musa al-Mahfudz Yogyakarta, dari Kiai Muhammad Demak, menantu sekaligus staf ahli Kiai Soleh Darat.
Luar biasa bukan?? Wujud cinta R.A Kartini pada Al Qur’an Terwujudkan dalam tulisannya “habis gelap terbitlah terang”... Apa yang akan Anak-Anak Anda lahirkan jika mereka bisa mencintai Al Qur’an Sedalam itu??
Selasa, 02 Agustus 2016 - , , , , , , , , , , 0 komentar

Ebiet G Ade

Ebiet G Ade, nama aslinya Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far 1954, lahir di Wanadadi, Banjarnegara. Semasa muda merantau ke Yogyakarta dan disana ia banyak bergumul dengan seniman seniman Yogya saat itu.
Tahun tahun pergumulannya di Malioboro adalah antara tahun 1971 sampai dengan 1979, ia amat menyukai puisi tapi ia tidak bisa seperti WS Rendra yang mampu membaca puisi dengan daya getar yang tinggi, Ebit G Ade membaca puisi dengan petikan gitar disaat itulah ia menemukan daya hidup puisi yang ia tulis...
Ebiet G Ade, bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib sejak muda, mereka berdua adalah dedengkot Malioboro dibawah kekuatan mistikal narasi Umbu Landu Paranggi, Ebiet memilih jalan hidupnya sebagai penyanyi...
Dan ia besar jadi penyanyi, awalnya ia banyak menulis lagu tentang penderitaan dan bencana, Di bulan Juni 1978, ia menulis " Berita Kepada Kawan " setelah bencana gas beracun di Dataran Tinggi Dieng. Pada tahun 1981, ia menulis " Sebuah Tragedi 1981 " mengenai tenggelamnya KMP Tampomas II di Kepulauan Masalembu. Setelah letusan Gunung Galunggung pada 1982, ia menulis " Untuk Kita Renungkan ". Lagu " Masih Ada Waktu " juga didasarkan saat kejadian kecelakaan kereta api Bintaro.
Ada juga lagu kenangan yang membuat hati selalu gemetar bila mendengar lagu Ebiet seperti lagu : "Titip Rindu Buat Ayah" lagu lagu Ebiet G Ade amat populer di tahun 80-an, bahkan sampai saat ini masih banyak orang menyanyikannya.
Nama Ebiet dari gurunya, saat itu ia kursus bahasa Inggris, kebetulan gurunya adalah native speaker dari Inggris yang memanggilnya Ebiet dari Abid, biasalah orang Inggris kan bilang A jadi E, disinilah nama Ebiet bermula, begitu juga dengan kata A ADE, singkatan dari Ghoffar dan ADE kependekan dari nama ayahnya Aboe Dja'far...
Rumah Ebiet ada di Ciganjur dan menghadap taman DKI Tabebuya yang indah, rumahnya pas turunan Herman Susilo dan di tahun 80-an, rumah ebiet kerap jadi seruan kenek Mikrolet M 20, "Ebiet...ebiet... kiri"
Lagu lagu Ebiet amat puitis, karena memang bila ia mencipta lagu, biasanya ia menulis puisi dulu lalu diramu dengan petikan gitar.
Kalimat lagu lagunya amat puitis, seperti kata ini :
Ijinkanlah ku kecup keningmu
bukan hanya ada di dalam angan
esok pagi, kau buka jendela
'kan kau dapati seikat kembang merah
Engkau tahu, aku mulai bosan
bercumbu dengan bayang-bayang
bantulah aku temukan diri,
menyambut pagi, membuang sepi...

Ebiet G Ade

Ebiet G Ade, nama aslinya Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far 1954, lahir di Wanadadi, Banjarnegara. Semasa muda merantau ke Yogyakarta dan disana ia banyak bergumul dengan seniman seniman Yogya saat itu.
Tahun tahun pergumulannya di Malioboro adalah antara tahun 1971 sampai dengan 1979, ia amat menyukai puisi tapi ia tidak bisa seperti WS Rendra yang mampu membaca puisi dengan daya getar yang tinggi, Ebit G Ade membaca puisi dengan petikan gitar disaat itulah ia menemukan daya hidup puisi yang ia tulis...
Ebiet G Ade, bersahabat dengan Emha Ainun Nadjib sejak muda, mereka berdua adalah dedengkot Malioboro dibawah kekuatan mistikal narasi Umbu Landu Paranggi, Ebiet memilih jalan hidupnya sebagai penyanyi...
Dan ia besar jadi penyanyi, awalnya ia banyak menulis lagu tentang penderitaan dan bencana, Di bulan Juni 1978, ia menulis " Berita Kepada Kawan " setelah bencana gas beracun di Dataran Tinggi Dieng. Pada tahun 1981, ia menulis " Sebuah Tragedi 1981 " mengenai tenggelamnya KMP Tampomas II di Kepulauan Masalembu. Setelah letusan Gunung Galunggung pada 1982, ia menulis " Untuk Kita Renungkan ". Lagu " Masih Ada Waktu " juga didasarkan saat kejadian kecelakaan kereta api Bintaro.
Ada juga lagu kenangan yang membuat hati selalu gemetar bila mendengar lagu Ebiet seperti lagu : "Titip Rindu Buat Ayah" lagu lagu Ebiet G Ade amat populer di tahun 80-an, bahkan sampai saat ini masih banyak orang menyanyikannya.
Nama Ebiet dari gurunya, saat itu ia kursus bahasa Inggris, kebetulan gurunya adalah native speaker dari Inggris yang memanggilnya Ebiet dari Abid, biasalah orang Inggris kan bilang A jadi E, disinilah nama Ebiet bermula, begitu juga dengan kata A ADE, singkatan dari Ghoffar dan ADE kependekan dari nama ayahnya Aboe Dja'far...
Rumah Ebiet ada di Ciganjur dan menghadap taman DKI Tabebuya yang indah, rumahnya pas turunan Herman Susilo dan di tahun 80-an, rumah ebiet kerap jadi seruan kenek Mikrolet M 20, "Ebiet...ebiet... kiri"
Lagu lagu Ebiet amat puitis, karena memang bila ia mencipta lagu, biasanya ia menulis puisi dulu lalu diramu dengan petikan gitar.
Kalimat lagu lagunya amat puitis, seperti kata ini :
Ijinkanlah ku kecup keningmu
bukan hanya ada di dalam angan
esok pagi, kau buka jendela
'kan kau dapati seikat kembang merah
Engkau tahu, aku mulai bosan
bercumbu dengan bayang-bayang
bantulah aku temukan diri,
menyambut pagi, membuang sepi...
Senin, 01 Agustus 2016 - , , , , , , , , 0 komentar

sedekah itu....

Ippho Santosa - ipphoright:
Sedekah ke pengemis di jalanan, boleh nggak? Di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, hampir semua pengemis sudah tersistem. Terorganisir. Dilindungi preman dan oknum pejabat. Ini beneran.

Kayak franchise saja, pengemis-pengemis ini diberi 'wilayah beroperasi' dan harus membayar 'royalti' ke preman tertentu. Lalu, preman ini nyetor lagi ke oknum pejabat. Ya, tuh oknum pejabat serasa master franchise.

Siklus kezaliman ini terlihat kasat mata di kota-kota besar. Bukan kata orang. Terlihat bagaimana 'pihak manajemen' men-drop dan menjemput pengemis. Termasuk menyiapkan anak kecil untuk digendong. Saya sering sekali melihat prosesi ini di jalan-jalan.

Pernah memperhatikan bayi yang digendong itu? Selalu tidur pulas kan? Ya! Karena diberi obat tidur, obat bius, atau sejenisnya. Duh jahatnya. Logis saja, kebanyakan bayi akan rewel bila terkena terik matahari selama berjam-jam.

Asal tahu saja, pengemis biasa, tak akan bisa masuk seenaknya ke sebuah wilayah. Karena setiap wilayah sudah dipegang oleh preman dan oknum tertentu. Dengan kata lain, si pengemis hanya bisa beroperasi jika mau kongkalikong dengan preman dan oknum tersebut.

Sekiranya kita terus memberi dan 'memakmurkan' preman serta aparat tadi, maka kasihan sekali nasib bayi-bayi yang tak berdosa itu. Si pengemis? Mana mau tahu dia, toh itu bukan anaknya! Kebanyakan seperti itu!

Pengemis, preman, dan oknum yang tersistem adalah sebuah kezaliman. Ya, kezaliman. Kalau kita sudah tahu dan masih saja memberi, berarti ikut memakmurkan kezaliman. Lain halnya kalau kita belum tahu.

Terlepas dari itu, di Semarang, ada pengemis yang punya deposito di atas Rp 100 juta. Di Surabaya, ada pengemis yang punya mobil CRV. Di Kalsel, ada pengemis yang punya sedan. Dan masih banyak lagi publikasi tentang pengemis yang sebenarnya tajir-tajir. Googling saja.

Begini. Setiap sedekah tentu akan berbalas. Tapi alangkah baiknya jika tepat sasaran dan tidak mengayakan para preman juga oknum pejabat. Kurang berkah juga kalau kita tetap bersedekah, di mana kita tahu persis uang sedekah itu selalu disalahgunakan. Pantaslah MUI dan pemerintah dulu pernah tegas-tegas mengingatkan.

Pesan Nabi Muhammad, "Meminta-minta tidaklah halal, kecuali bagi tiga golongan: si fakir yang sangat sengsara, orang yang terlilit utang, dan orang yang berkewajiban membayar diyat." Jadi, adalah terlarang kalau kita dengan sengaja bersedekah kepada orang-orang di luar tiga golongan ini.

Kalau mau sedekah, via lembaga terpercaya dan teraudit saja. Seperti DD, ACT, RZ, PPPA, dll. Atau lembaga lain yang jelas track record-nya. Sebisa-bisanya BUKAN ke pengemis seperti kasus-kasus di atas. Dan tahukah Anda, ketika Ramadhan dan Syawal, income mereka bisa melesat sekian kali lipat!

Apabila kita lagi di jalan dan mau bersedekah, yah beli saja barang-barang dari pedagang kecil atau asongan. Kalau perlu, kasih lebih ke mereka. Jangan nawar. Masih mending mereka tho? Mau mengerahkan tenaganya. Menjaga harga dirinya. Nggak ngemis. Nggak melas.

Motivasi Bisnis

Motivasi bisnis ppmi :

BUILDING SUSTAINABLE BUSINESS: Dalam banyak studi dan data statistik yang saya ketahui menyatakan bahwa 75%-85% bisnis gagal pada tahun pertama dan hanya 3-5% yang bertahan sampai lebih dari 10 tahun. Tentunya banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi.

Belajar dari pengalaman kegagalan orang lain, kita bisa mencoba memperbaiki tingkat kesuksesan bisnis kita dan membuat usaha kita bisa berjalan untuk jangka panjang. Menurut saya ada lima poin penting untuk di perhatikan:

1. Planning: kalau anda tidak tahu mau kemana, maka Anda tak bisa sampai di mana mana. Planning sangat penting. Walaupun sederhana, planning akan membantu mengurangi risiko gagal Anda.

2. Fokus : Lihat disekeliling kita orang yang awalnya sukses di satu bisnis dan mulai merasa bisa membangun usaha lain dan kehilangan fokus ke usaha awalnya, lalu gagal? atau bagi usaha yang masih baru dimana sumber daya masih terbatas, maka kita terpaksa melakukan multi-tasking. Fakta mengatakan bahwa tidak semua orang mampu melakukan multi-tasking dengan baik sehingga sering menjadi tidak fokus. Fokus juga berarti memberikan perhatian penuh terhadap usaha yang di bangun bukan part time.

3. Unique Selling Proposition : Pertanyaan yang selalu harus kita jawab adalah: apa yang akan membuat konsumen memilih produk atau jasa kita? Dan bukan punya pesaing? Kalau tidak ada dan harga Anda tidak yang paling murah, kemungkinan besar produk Anda tidak akan sukses. Cari “differentiation” yang jelas dan bangun perbedaan tersebut menjadi Brand yang kuat.

4. Team : membangun usaha untuk jangka panjang berarti harus membangun tim yang baik. Karena membangun SDM adalah salah satu yang paling sulit dan jangka panjang, maka kalau dari awal kita sudah memikirkannya akan makin baik.

5. Cashflow : tidak salah banyak orang mengatakan bahwa cash adalah darah bisnis. Banyak usaha yang gagal karena tidak kuat nafas dalam menyediakan dana operasional. Bangun usaha kita dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Tidak perlu bernafsu untuk cepat ekspansi baik. Ingat, secara sederhana, cashflow kita ditentukan oleh uang yang masuk dari penjualan dan dikurangi dengan biaya untuk menjalankan usaha kita.

Ke 5 faktor tersebut diatas bagi saya sangat penting. Cari mentor dan advisor yang akan bisa membantu Anda bertukar pikiran untuk membangun masa depan. Smg bermanfaat