berbagi manfaat

Jamil Azzaini - Menjadi Pemimpin itu Menyenangkan

Di tahun 2016 ini, saya berkeliling ke berbagai perusahaan memberikan pembekalan kepada para leader dari level supervisor hingga direksi. Ternyata, selama saya berinteraksi dengan mereka saya menemukan fakta bahwa diantara para pemimpin tersebut ada yang pada awalnya tidak bersedia dan tidak siap menjadi pemimpin.

Sama seperti saya, pada awalnya saya juga tidak bersedia menjadi CEO atau Direktur di Kubik. Saya selalu menghindar dan berusaha agar para owner atau komisaris tidak memilih atau menunjuk saya. Dalam proses penghindaran itu, saya merenung “mengapa saya selalu menghindar? Atau mengapa saya harus menjadi CEO padahal saya sudah sangat menikmati kehidupan saya?

Setelah melakukan perenungan dan pencarian akhirnya saya sampai pada ketetapan “oke, saya siap menjadi CEO.” Apa perenungannya sehingga saya sampai pada ketetapan tersebut. Ada banyak alasan sehingga saya menerima amanah yang sangat menantang tersebut. Beberapa diantaranya, pertama, amanah itu akan membantu mempercepat tercapainya visi hidup saya.

Perlu Anda ketahui, salah satu visi hidup saya adalah memiliki 10.000 kader yang berprofesi sebagai trainer, entrepreneur dan leader. Untuk mengkader trainer, saya sudah punya akademi trainer. Untuk melahirkan dan membesarkan entreprenur saya sudah punya komunitas pengusaha. Sementara untuk melahirkan leader saya belum punya institusi yang bisa membantu mempercepat tercapainya visi tersebut. Kubik sebagai institusi yang memang sudah lama dan ahli berkecimpung di dunia leadership adalah pilihan yang tepat.

Alasan kedua, saya perlu meningkatkan rasa syukur saya dengan cara mengoptimalkan kemampuan yang saya miliki untuk lebih banyak menghasilkan karya. Latar belakang pendidikan, pengalaman, relasi dan investasi sosial lain yang sudah saya bangun perlu dioptimalkan untuk lebih banyak menebar manfaat melalui Kubik. Mengungkit keberhasilan bagi banyak orang.

Ketiga, melatih sabar. Memegang amanah yang menantang, pastilah banyak cobaan dan hal-hal baru yang mengasah kesabaran. Saya ingin, kualitas sabar saya meningkat. Saya ingin, saya semakin terlatih untuk semakin sabar menghadapi berbagai persoalan maupun tantangan.

Karena tiga alasan utama inilah akhirnya saya bersedia menjadi CEO Kubik. Apabila saya tidak menemukan alasan yang kuat, pastilah saya tidak mau menjadi pemimpin. Jangan menjadi pemimpin hanya karena SK, pengangkatan, dan keterpaksaan. Segera temukan alasan yang kuat agar kita bisa memimpin dengan menyenangkan. Mau?

Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
Rabu, 27 Juli 2016 - , , , , , , , , , , 0 komentar

sudah tua, isterinya mahasiswi

MENUA
@salimafillah
Kalau menua itu niscaya, mengapa kita tidak bersegera mencari mitra untuk menjadikan penuaan itu penuh makna dalam berbagi suka dan duka?
Saya teringat seorang Kyai bersahaja di Yogyakarta yang suatu hari berbincang dengan istrinya.
"Tak terasa waktu begitu cepat berlalu", ujar Bu Nyai. "Sebentar lagi anak kita menikah, kemudian kita punya cucu. Saat itu, kamu akan tidur dengan nenek-nenek lho", tandasnya sambil manyun.
"Ya nanti kalau kita sudah punya cucu, kamu kuliah lagi ya Bu", sahut Pak Kyai.
"Lha buat apa?"
"Ya biar aku tidurnya sama mahasiswi lagi."
Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyatinaa qurrata a'yun. Waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa..
Minggu, 24 Juli 2016 - , , , , , , 0 komentar

Dukung Program Joko Widodo : Amnesty Pajak


"JANGAN MEREMEHKAN TAX AMNESTY"

Berikut hasil ringkasan pernyataan Jokowi 15 Juni 2016, dalam acara sosialisasi Amnesti Pajak - Grand City Surabaya.

Tax Amnesty berbeda dengan pemutihan. Tax Amnesti merupakan penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan.

Secara lebih ringkas tax amnesti itu UNGKAP-TEBUS-LEGA

1. UNGKAP
Laporkan seluruh harta yang belum dilaporkan atau disembunyikan selama ini sampai dengan spt tahunan pph terakhir 2015.

2. TEBUS
Pembayaran sejumlah uang (tarif) ke kas negara untuk mendapatkan amnesti pajak.
Uang tebusan = Tarif x Nilai Harta Bersih
Nilai harta bersih = Harta - Utang

Harta adalah seluruh kekayaan dalam bentuk apapun, Sedangkan utang adalah jumlah pokok utang yang belum dibayar berkaitan langsung dengan perolehan harta.

Tarif yang berlaku sebagai berikut:
Pengungkapan harta di dalam wilayah NKRI dan repatriasi harta dari luar negeri
Periode  I / II / III :  2%  /  3%  /  5%

Pengungkapan harta di luar wilayah NKRI
Periode  I / II / III :  4%  /  6%  /  10%

Dana yang berasal dari luar negeri yang kemudian dibawa masuk ke indonesia, harus minim diendapkan selama 3 tahun.

Contoh ilustrasi:
Kekayaan atau Harta si A sekitar 3 Milyar. Sedangkan si A selama ini hanya melaporkan 1 Milyar (terakhir SPT 2015).
Adanya selisih 2 milyar yang tidak pernah dilaporkan / disembunyikan itu yang akan dikenakan tarif tax amnesti.
Berarti si A harus membayar tebusan 2% dari 2 Milyar, jika dilakukan di periode pertama.

3. LEGA
Anda tidak perlu takut apapun lagi dalam berinvestasi, karena ibaratnya pelaporan pajak anda di reset untuk kembali menjadi 0.

INI YANG PALING PENTING:
Seseorang yang telah mengikuti tax amnesty akan ada payung hukum, dimana TIDAK DAPAT dijadikan dasar "penyelidikan, Penyidikan, dan/atau Penuntutan tindak pidana apapun".
Nama dan data sangat dirahasiakan. Orang dalam yang membocorkan akan ada tindak pidana berat.

Apa yang membuat semua orang yang merasa melanggar harus ikut?

Perlu diketahui setelah 31 Maret 2017 (berakhirnya Tax Amnesty), yang ketahuan tidak pernah melaporkan akan dikenakan sangat sangat tinggi yaitu dikenai pph + tambah sanksi 200% + pidana penjara.

Berjalannya tax amnesty akan ada kelanjutan revisi undang-undang ketentuan ppn dan pph, dimana kemungkinan akan lebih dipermudah.

Quartal pertama tahun 2018 atau 2 tahun lagi, semua lembaga akan mewajibkan menyerahkan seluruh data ke badan pajak. Seperti perbankan, asuransi, kartu kredit, dan lembaga lainnya. Bahkan kerjasama dengan negara-negara dunia telah menandatangani untuk saling keterbukaan. Dengan kata lain orang-orang yang tidak ikut tax amnesty akan sangat gampang ketahuan bahkan bagi yang mempunyai keuangan di Swiss, Singapore atau negara lainnya akan mudah terdeteksi. Dengan kata lain, denda 200% dan pidana akan diberlakukan.

Anda hanya ada 2 pilihan:
1. LAKUKAN Tax Amnesty dan menjalankan sebagai warga negara yang taat dan tanpa beban dengan membayar tebusan yang lebih murah, atau
2. ABAIKAN. dimana anda hanya bisa simpan uang anda seumur hidup di rumah dengan hidup penuh beban dan rasa takut dalam melakukan investasi.

Bagaimana cara mengikuti Tax Amnesti?

Anda hanya perlu datang ke kantor pajak, dengan mengambil sebuah form. Form yang dibuat sangat sederhana, bahkan beberapa data yang perlu difotocopy sangat sedikit dan dipermudah. Tidak seperti broadcast palsu yang seolah-olah sangat banyak persyaratannya.

Untuk informasi terkait Tax Amnesty ke call center 1500745

Mari membangun bangsa ini, melihat bahwa Tax Amnesty sebagai sesuatu yang positif. Semuanya untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang :lebih baik dan tentu semua untuk kebaikan bersama.




Rabu, 20 Juli 2016 - , , , , , 0 komentar

Kebersamaan Itu Nyawa Keluarga

Kebersamaan Itu Nyawa Keluarga
Di masa ini kita kebersamaan kita dirampok teknologi, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, mengganggu komunikasi
Alat komunikasi kini berubah menjadi alat alienasi, membuat kita terasing di tengah kerumunan, bangga dengan kesendirian
Dahulu, momen makan malam adalah momen spesial, semua duduk di satu meja, menunggu ayah datang untuk makan bersama
Disitu diskusi terjadi menghangatkan suasana, walaupun semua diam, tetap saja kebersamaan itu lebih dari segala-galanya
Berbeda sekarang, apalagi bagi yang tak bijak menggunakannya, media sosial jadi pengganti orangtua, kakak, adik, dan keluarga
Kita tak lagi hangat, sebab pikiran kita sudah diisi percakapan di grup yang tiada habisnya, atau perdebatan yang tiada ujungnya
Kita lupa, bahwa cinta itu dipupuk dengan kebersamaan dan waktu, tidak ada jalan pintas untuk saling mengerti dan memahami
Kita tak bisa lepas dari perubahan zaman, tapi bijaklah dalam menggunakannya, jadikan ia sebagai pendukung bukan pembunuh
Berselancar di dunia maya memang bisa jadi menambah ilmu, tapi keluarga pun punya hak, yang semakin berkurang dipenuhinya
Tunggu apalagi? Bila ada yang lebih berhak atas waktu-waktu kita saat ini, merekalah keluarga kita, istri, suami, anak, orangtua
Segera datangi mereka, bercakap-cakaplah, karena komunikasi itu dengan kata dan rasa, bukan hanya dengan jari dan emotikon 😀😀😀
Dan kami pun masih terus belajar meletakkan alat komunikasi, untuk memulai komunikasi yang hakiki dengan keluarga
====
ustadz Felix
Senin, 18 Juli 2016 - , , , , , , , , 0 komentar

perluas wawasan kita

 Ippho Santosa:

Perluas wawasan kita. Buka pikiran kita. Kalau binatang saja dijamin rezekinya, apalagi manusia, apalagi orang beriman! Padahal binatang nggak pernah sekolah, nggak pernah kuliah! Hehehe.

Kebanyakan kita, punya uang dulu, baru yakin. Nggak punya uang, nggak yakin. Ngawur itu. Makanya selalu keteteran uang. Nggak datang-datang uangnya, hehe. Lha, harusnya? Yah, yakin dulu. Sekali lagi, yakin dulu.

Terkait pemafkahan, bukan rezeki yang kurang. Mungkin keyakinan dan ikhtiar yang kurang. Akhirnya uang yang disalahkan dan dipermasalahkan. Ini menyesatkan.

Nah, yang tadi itu soal rezeki. Sekarang soal impian. Percayalah, nggak ada impian yang terlalu besar bagi-Nya. Beneran, nggak ada. Lebih baik perbesar saja keyakinan kita, ikhtiar kita, dan amal kita. Iringi pula impian yang besar itu dengan tawakal yang besar.

Belakangan ini saya sering diundang oleh sejumlah kementerian. Saya pun diminta bicara soal akselerasi dalam organisasi. Di hadapan peserta saya sampaikan, itu bukanlah impian yang muluk-muluk. Sebaliknya, itu mungkin saja terjadi. Sangat mungkin.

Selain itu, terkait mengikhtiarkan impian, ingatlah pesan ini: Jaga impianmu, jangan biarkan layu. Perjuangkan impianmu, jangan pernah jemu. Tabur, rawat, tuai. Sebaiknya, itulah sikap pamungkas kita terhadap mengikhtiarkan impian.

Dan tak usah risih kalau impianmu berbeda dengan orang lain atau tidak dianggap sama orang lain. Yang penting, dirimu bahagia, keluargamu bahagia, dan Tuhan-mu ridha. Cukup. Iya tho? Membanding-bandingkan impian, hanya akan mengurangi bahagiamu.

Terakhir, sebesar-besarnya impianmu, setinggi-tingginya impianmu, bawalah 'serendah-rendahnya' dalam sujud. Syukur-syukur dalam tahajud. Insya Allah terwujud, membuatmu terkejut.
http://uby2016.blogspot.co.id/2016/07/perluas-wawasan-kita.html
Kamis, 14 Juli 2016 - , , , , , , , , 0 komentar

berbagi cerita...(copas)

A nice story to share....

Suatu ketika, pimpinan Mercedes Benz, sebut saja Mr Benz menelpon seorg tukang ledeng yg direkomendasikan temannya utk memperbaiki kran air yg bocor di rumah. temannya bilang tukang ledeng yg satu ini bisa diandalkan.

Ketika dihubungi ternyata sang tukang ledeng sedang banyak pekerjaan dan baru bisa datang 2 hari lagi. akhirnya Mr Benz setuju utk menunggu 2 hari.

Keesokan harinya, sang tukang ledeng menghubungi Bos Mercy tsb sekedar menyampaikan terima kasih krn sdh bersedia menunggu 1 hari lagi. sang Bos pun terkesan atas pelayanan dan cara berbicara sang tukang ledeng tsb.

Pada hari yg disepakati, sang tukang ledeng datang ke rumah tsb utk memperbaiki kran yg bocor.

Setelah di utak atik sana dan sini, kran pun selesai diperbaiki dan sang tukang ledeng pulang stlh menerima pembayaran atas jasanya.

Sekitar 2 minggu stlh itu, sang tukang ledeng menghubungi lagi Mr Benz sekedar menanyakan apakah kran yg diperbaiki sdh benar2 beres atau masih timbul masalah?

Mr Benz berpikir orang ini luar biasa. walaupun cuma tukang ledeng tetapi begitu memperhatikan kepuasan pelanggan.

Bbrp bln kemudian Mr. Benz merekrut sang tukang ledeng utk bekerja di perusahaannya, tentu sang tukang ledeng kaget, apalagi sebelumnya ia tdk tahu orang yg dibantunya adalah pimpinan sebuah perusahaan otomotif terbesar di dunia.

Pertanyaanya, kira2 pekerjaan apa untuknya sekarang?
Apakah tukang tersebut akan diangkat menjadi pengawas saluran air dan perledengan di pabrik Mercedez ?
Apakah keahlian di bidang pipa yang membuatnya direkrut?

TIDAK!

Bukan keahliannya sebagai tukang pipa yg membuatnya mendapat posisi baru, tapi dedikasinya yg ingin selalu membuat pelanggan puaslah yang membuatnya menjadi pegawai terhormat.

Tukang ledeng ini bernama :
Christopher L. Jr.
Ia direkrut utk mengurusi customer Mercedes Benz dgn tujuan utama agar pemilik mobil Mercedez puas atas pelayanan perusahaan otomotif tsb.

Dgn pekerjaan barunya, sang tukang pipa kini harus mengembangkan bakatnya di bidang kepuasan pelanggan, sebuah bidang yg sebelumnya sama sekali tak terpikirkan sebagai pekerjaaannya.

Sang tukang pipa tdk menyangka bahwa keramahannya melayani pelanggan, keinginannya memuaskan pelanggan, ternyata merupakan keahlian yg sangat berharga dan langka.

Karena keahlian itu bukan hanya menyangkut ilmu, tapi hati manusia.

Tak terpikir olehnya, sebuah sikap yg dianggap sekedar nilai tambah (value) pekerjaaan, ternyata mempunyai nilai besar.

Karirnya melesat hingga ia menjabat sebagai General Manager di Customer-Satisfaction and Public Relation di Mercedez Benz!

Suatu lompatan yang tinggi bagi seorang tukang pipa...

Seriuslah terhadap setiap pelayanan & pekerjaan,
lakukan dgn sepenuh hati & hati hati,
dan lakukan dengan mutu & dedikasi yg tinggi.

Kita tidak tahu, rezeki besar itu ada dimana.

Maksimalkan saja potensi potensi kecil yang mungkin diremehkan kebanyakan orang..
Selasa, 12 Juli 2016 - , , , , , , , , , 1 komentar

urunan alias patungan




SOLUSI PINJAMAN TANPA RIBA BERBASIS KOMUNITAS DAN SILATURAHMI...
Ini bukan arisan yaa.. catet, bukan arisan. Kalau denger acara kumpul bareng bakal terbersit "waaa pasti ada arisannya nih!" Kapan dapetnya bergilir nunggu bertahun-tahun.. sampai ngampet hehe
Silaturahmi membuka pintu rejeki..
Bener banget tuh, orang yang setiap hari bertemu dengan banyak orang, kemana-mana punya teman, pas butuh gampang banget ada yang membantu. Beda dengan yang setiap hari hanya nongkrong di kamar aja, gak gaul.. Sekali punya masalah kelimpungan gak kenal siapa-siapa..
Berikut langkah-langkahnya,
1. Kumpulkan 10 orang yang akan menjadi anggota Kelompok Permodalan (PokDal). Jangan asal comot, pilih anggota yang sevisi, yang punya komitmen dan track record yang bagus. Kalau semua statusnya punya usaha, maka harus terbukti usahanya eksis dan berjalan. Lebih bagus kalau anggota semuanya tinggal di satu kota agar intens pertemuannya.
2. Bikin group WA atau Telegram yang jadi tempat kumpul online. Jadikan tempat untuk mastermind bisnis juga. Kalau ada acara kumpul bersama di rumah salah satu anggota dia yang menjamu, kalau kumpul di satu tempat makan, bayar sendiri-sendiri. Biasakan mandiri dan gak cari gratisan!
3. Pilih seorang ketua, bendahara dan sekretaris. Bergilir misal tiap tahun ganti kepengurusan.
4. Bikin satu rekening bersama, yang bisa diakses oleh semua anggota. Dalam 24 jam dana terpantau bersama.
5. Bikin kesepakatan, dari 10 orang ini tiap bulan ada simpanan wajib. Nilainya di sepakati. Bisa 200 ribu, 500 ribu, atau 1 juta. Nilainya harus sama, semakin besar semakin bagus, asal tidak memberatkan anggota lainnya.
6. Misal contoh 1 orang simpanannya disepakati 1 juta/bulan. Maka dalam 1 bulan terkumpul 10 juta, 2 bulan ada 20 juta, 3 bulan 30 juta, 4 bulan 40 juta, 5 bulan 50 juta dan seterusnya..
7. Bikin aturan main, hanya anggota PokDal yang boleh meminjam dana. Kebutuhan dana juga ditentukan: untuk modal usaha jangka pendek dan untuk pinjaman darurat. Tidak boleh dana dipinjamkan untuk kebutuhan konsumtif, misalnya beli motor baru atau HP baru..
8. Pinjaman Modal Jangka Pendek (PinMoJaPe) diberikan kepada anggota untuk modal bisnis dalam waktu maksimal 2 bulan. Akadnya bisa pinjam tanpa bagi hasil (pinjam 10 juta dalam sebulan kembalikan 10 juta juga), atau dengan meminjam modal akad syirkah mudharobah (bagi hasil) 30% dari total keuntungan. Jadi misal ada anggota menggunakan dana 10 juta untuk mengerjakan sebuah proyek, dalam waktu dua bulan untung 5 juta.. Maka yang 1,5 juta diberikan bagi hasilnya ke Pokdal, modal yang 10 juta juga dikembalikan. Asetnya nambah kan jadinya.
Kalau rugi?
Jika rugi karena bukan kelalaian pengguna maka dana dianggap total hilang dan kerugian ditanggung bersama semua anggota.
Jika rugi karena kelalaian pengguna, bisa disepakati modal dikembalikan dalam bertahap, tentu tanpa bunga, tanpa denda, tanpa provisi, tanpa pinalti.
Ini harus disepakati bersama, peminjam pun wajib berkomitmen agar usahanya bener-bener dikelola dengan baik agar tidak merugi. Proposalnya harus jelas dengan perhitungan yang matang untuk didiskusikan di group PokDal itu.
Positifnya adalah anggota tidak "nggampangke" (aaah dapat modal nih, kalo rugi kan modal dianggap hilang!) Naaah mental kayak gini yang bakal merusak PokDal. Ada sisi positif untuk bertanggungjawab penuh.
9. Pinjaman Darurat (PinDar) bisa diberikan untuk anggota jika butuh dana kesehatan, misal keluarga ada yang sakit butuh dana 3 juta, maka dana dipinjamkan dan diberi kesempatan 1 bulan untuk mengembalikan. Bisa juga uang hasil usaha dari mudharobah tadi dikumpulkan, jika ada anggota yang darurat bisa diberikan sebagian sebagai santunan.
10. Jika seluruh anggota berkomitmen dan tertib, dalam setahun 120 juta uang terkumpul, belum dari hasil mudharobah tadi. Makin lama makin banyak dana yang tersimpan.
11. Jangan menambah anggota di tengah jalan, bukan bank atau koperasi yang berlomba menambah nasabah dan anggota. Pegang komitmen 10 orang ini agar tidak ribet dalam pengelolaannya.
12. Jika ada anggota yang mulai tidak komit, pertemuan gak pernah datang, selalu pasif, atas kesepakatan bersama maka anggota tersebut bisa ditawarkan untuk mengundurkan diri. Kembalikan semua uang yang sudah dia simpan. Total 100 % tanpa bunga, denda atau potongan.
13. Jika mau mencari anggota pengganti agar genap lagi 10 orang, maka anggota baru tersebut harus memiliki visi yang sama, jangan asal comot, dan bersedia untuk menyimpan pinjaman yang kalau ditotal sama dengan anggota lama.
14. Jika ini bisa tertib, dalam 5 tahun PokDal ini akan punya dana senilai 600 juta, dalam 10 tahun ada 1,2 Milyar dan terus diputar kepada 10 anggotanya. Terus dan terus membesar!
15. Bayangkan jika disatu kota ada ratusan bahkan ribuan PokDal, saling support, saling bantu, saling mendoakan.. Ini keren! Gak ada yang terjerumus kepada pinjaman riba atau bahkan ke rentenir jalanan yang bunganya nyekek leher bikin sesek di dada.
16. Bisa disepakati juga, tiap tahun 10% dana yang terkumpul disedekahkan untuk modal kerja duafa di luar anggota, bisa juga untuk anak-anak panti asuhan dibuatkan usaha. Biar Pokdal ini juga punya kemanfaatan bagi masyarakat sekitar.
17. Berani mencoba? Mulai sekarang berburu anggotanya. Jangan terburu-buru, lihat latar belakangnya, kalau perlu datangi tempat usahanya, wawancara tentang visi hidupnya. Jelaskan aturan mainnya.
18. Jangan lupa berdoa, bersedekah juga dimuka, minta pada Allah dipertemukan dengan orang-orang yang sevisi agar bisa maju bersama di PokDal ini.
Aturan tambahan dan revisi bisa dibahas bersama di masing-masing PokDal, yang saya tulis hanya acuan saja. Silahkan dikembangkan sendiri dengan kelompoknya. Biar makin lengkap dan memenuhi keinginan semua anggota.
Semoga setahun lagi atau 5 tahun lagi sudah buanyak PokDal-PokDal mandiri yang berdiri di berbagai wilayah. Dengan nama-nama yang bebas dipilih sendiri, eksis bareng tanpa merugikan, tanpa menjatuhkan.
Berjamaah itu membuat kuat..
Pahalanya pun berlipat-lipat..
Saptuari Sugiharto

CARA KAPITALISME MENGUASAI DUNIA

[Tulisan panjaaaaang dari Ustadz Dwi Condro Triyono, Ph.D ini nambah ilmu banget, baca pelan-pelan dan pahami yak, sayang kalo kelewatan]
Sistem ekonomi kapitalisme telah mengajarkan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya akan terwujud jika semua pelaku ekonomi terfokus pada akumulasi kapital (modal).
Mereka lalu menciptakan sebuah mesin “penyedot uang” yang dikenal dengan lembaga perbankan. Oleh lembaga ini, sisa-sisa uang di sektor rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan “disedot”.
Lalu siapakah yang akan memanfaatkan uang di bank tersebut? Tentu mereka yang mampu memenuhi ketentuan pinjaman (kredit) dari bank, yaitu: fix return dan agunan. Konsekuensinya, hanya pengusaha besar dan sehat sajalah yang akan mampu memenuhi ketentuan ini. Siapakah mereka itu? Mereka itu tidak lain adalah kaum kapitalis, yang sudah mempunyai perusahaan yang besar, untuk menjadi lebih besar lagi.
Nah, apakah adanya lembaga perbankan ini sudah cukup? Bagi kaum kapitalis tentu tidak ada kata cukup. Mereka ingin terus membesar. Dengan cara apa?
Yaitu dengan pasar modal. Dengan pasar ini, para pengusaha cukup mencetak kertas-kertas saham untuk dijual kepada masyarakat dengan iming-iming akan diberi deviden.
Siapakah yang memanfaatkan keberadaan pasar modal ini? Dengan persyaratan untuk menjadi emiten dan penilaian investor yang sangat ketat, lagi-lagi hanya perusahaan besar dan sehat saja yang akan dapat menjual sahamnya di pasar modal ini.
Siapa mereka itu? Kaum kapitalis juga, yang sudah mempunyai perusahaan besar, untuk menjadi lebih besar lagi. Adanya tambahan pasar modal ini, apakah sudah cukup? Bagi kaum kapitalis tentu tidak ada kata cukup. Mereka ingin terus membesar. Dengan cara apa lagi?
Cara selanjutnya yaitu dengan “memakan perusahaan kecil”. Bagaimana caranya? Menurut teori Karl Marx, dalam pasar persaingan bebas, ada hukum akumulasi kapital (the law of capital accumulations), yaitu perusahaan besar akan “memakan” perusahaan kecil. Contohnya, jika di suatu wilayah banyak terdapat toko kelontong yang kecil, maka cukup dibangun sebuah mal yang besar. Dengan itu toko-toko itu akan tutup dengan sendirinya.
Dengan apa perusahaan besar melakukan ekspansinya? Tentu dengan didukung oleh dua lembaga sebelumnya, yaitu perbankan dan pasar modal.
Agar perusahaan kapitalis dapat lebih besar lagi, mereka harus mampu memenangkan persaingan pasar. Persaingan pasar hanya dapat dimenangkan oleh mereka yang dapat menjual produk-produknya dengan harga yang paling murah. Bagaimana caranya?
Caranya adalah dengan mengusai sumber-sumber bahan baku seperti: pertambangan, bahan mineral, kehutanan, minyak bumi, gas, batubara, air, dsb. Lantas, dengan cara apa perusahaan besar dapat menguasai bahan baku tersebut? Lagi-lagi, tentu saja dengan dukungan permodalan dari dua lembaganya, yaitu perbankan dan pasar modal.
Jika perusahaan kapitalis ingin lebih besar lagi, maka cara berikutnya adalah dengan “mencaplok” perusahaan milik negara (BUMN).
Kita sudah memahami bahwa perusahaan negara umumnya menguasai sektor-sektor publik yang sangat strategis, seperti: sektor telekomunikasi, transportasi, pelabuhan, keuangan, pendidikan, kesehatan, pertambangan, kehutanan, energi, dsb. Bisnis di sektor yang strategis tentu merupakan bisnis yang sangat menjanjikan, karena hampir tidak mungkin rugi. Lantas bagaimana caranya?
Caranya adalah dengan mendorong munculnya Undang-Undang Privatisasi BUMN. Dengan adanya jaminan dari UU ini, perusahaan kapitalis dapat dengan leluasa “mencaplok” satu per satu BUMN tersebut. Tentu tetap dengan dukungan permodalan dari dua lembaganya, yaitu perbankan dan pasar modal.
Jika dengan cara ini kaum kapitalis sudah mulai bersinggungan dengan UU, maka sepak terjangnya tentu akan mulai banyak menemukan hambatan. Bagaimana cara mengatasinya?
Caranya ternyata sangat mudah, yaitu dengan masuk ke sektor kekuasaan itu sendiri. Kaum kapitalis harus menjadi penguasa, sekaligus tetap sebagai pengusaha.
Untuk menjadi penguasa tentu membutuhkan modal yang besar, sebab biaya kampanye itu tidak murah. Bagi kaum kapitalis hal itu tentu tidak menjadi masalah, sebab permodalannya tetap akan didukung oleh dua lembaga sebelumnya, yaitu perbankan dan pasar modal.
Jika kaum kapitalis sudah melewati cara-cara ini, maka hegemoni (pengaruh) ekonomi di tingkat nasional hampir sepenuhnya terwujud. Hampir tidak ada problem yang berarti untuk dapat mengalahkan kekuatan hegemoni ini. Namun, apakah masalah dari kaum kapitalis sudah selesai sampai di sini?
Tentu saja belum. Ternyata hegemoni ekonomi di tingkat nasional saja belumlah cukup. Mereka justru akan menghadapi problem baru. Apa problemnya?
Problemnya adalah terjadinya ekses produksi. Bagi perusahaan besar, yang produksinya terus membesar, jika produknya hanya dipasarkan di dalam negeri saja, tentu semakin lama akan semakin kehabisan konsumen. Lantas, kemana mereka harus memasarkan kelebihan produksinya? Dari sinilah akan muncul cara-cara berikutnya, yaitu dengan melakukan hegemoni di tingkat dunia.
Caranya adalah dengan membuka pasar di negara-negara miskin dan berkembang yang padat penduduknya. Teknisnya adalah dengan menciptakan organisasi perdagangan dunia (WTO), yang mau tunduk pada ketentuan perjanjian perdagangan bebas dunia (GATT), sehingga semua negara anggotanya akan mau membuka pasarnya tanpa halangan tarif bea masuk, maupun ketentuan kuota impornya (bebas proteksi).
Dengan adanya WTO dan GATT tersebut, kaum kapitalis dunia akan dengan leluasa dapat memasarkan kelebihan produknya di negara-negara “jajahan”-nya.
Untuk mewujudkan ekspansinya ini, perusahaan kapitalis dunia tentu akan tetap didukung dengan permodalan dari dua lembaga andalannya, yaitu perbankan dan pasar modal.
Jika kapitalis dunia ingin lebih besar lagi, maka caranya tidak hanya cukup dengan mengekspor kelebihan produksinya. Mereka harus membuka perusahaannya di negara-negara yang menjadi obyek ekspornya. Yaitu dengan membuka Multi National Coorporations (MNC) atau perusahaan lintas negara, di negara-negara sasarannya.
Dengan membuka langsung perusahaan di negara tempat pemasarannya, mereka akan mampu menjual produknya dengan harga yang jauh lebih murah. Strategi ini juga sekaligus dapat menangkal kemungkinan munculnya industri-industri lokal yang berpotensi menjadi pesaingnya.
Untuk mewujudkan ekspansinya ini, perusahaan kapitalis dunia tentu akan tetap didukung dengan permodalan dari dua lembaganya, yaitu perbankan dan pasar modal.
Apakah dengan membuka MNC sudah cukup? Jawabnya tentu saja belum. Masih ada peluang untuk menjadi semakin besar lagi. Caranya? Yaitu dengan menguasai sumber-sumber bahan baku yang ada di negara tersebut.
Untuk melancarkan jalannya ini, kapitalis dunia harus mampu mendikte lahirnya berbagai UU yang mampu menjamin agar perusahaan asing dapat menguasai sepenuhnya sumber bahan baku tersebut.
Contoh yang terjadi di Indonesia adalah lahirnya UU Penanaman Modal Asing (PMA), yang memberikan jaminan bagi perusahaan asing untuk menguasai lahan di Indonesia sampai 95 tahun lamanya (itu pun masih bisa diperpanjang lagi). Contoh UU lain, yang akan menjamin kebebasan bagi perusahaan asing untuk mengeruk kekayaan SDA Indonesia adalah: UU Minerba, UU Migas, UU Sumber Daya Air, dsb.
Menguasai SDA saja tentu belum cukup bagi kapitalis dunia. Mereka ingin lebih dari itu. Dengan cara apa? Yaitu dengan menjadikan harga bahan baku lokal menjadi semakin murah. Teknisnya adalah dengan menjatuhkan nilai kurs mata uang lokalnya.
Untuk mewujudkan keinginannya ini, prasyarat yang dibutuhkan adalah pemberlakuan sistem kurs mengambang bebas bagi mata uang lokal tersebut. Jika nilai kurs mata uang lokal tidak boleh ditetapkan oleh pemerintah, lantas lembaga apa yang akan berperan dalam penentuan nilai kurs tersebut?
Jawabannya adalah dengan Pasar Valuta Asing (valas). Jika negara tersebut sudah membuka Pasar Valasnya, maka kapitalis dunia akan lebih leluasa untuk “mempermainkan” nilai kurs mata uang lokal, sesuai dengan kehendaknya. Jika nilai kurs mata uang lokal sudah jatuh, maka harga bahan-bahan baku lokal dijamin akan menjadi murah, kalau dibeli dengan mata uang mereka.
Jika ingin lebih besar lagi, ternyata masih ada cara selanjutnya. Cara selanjutnya adalah dengan menjadikan upah tenaga kerja lokal bisa menjadi semakin murah. Bagaimana caranya? Yaitu dengan melakukan proses liberalisasi pendidikan di negara tersebut. Teknisnya adalah dengan melakukan intervesi terhadap UU Pendidikan Nasionalnya.
Jika penyelenggaraan pendidikan sudah diliberalisasi, berarti pemerintah sudah tidak bertanggung jawab untuk memberikan subsidi bagi pendidikannya. Hal ini tentu akan menyebabkan biaya pendidikan akan semakin mahal, khususnya untuk pendidikan di perguruan tinggi. Akibatnya, banyak pemuda yang tidak mampu melanjutkan studinya di perguruan tinggi.
Keadaan ini akan dimanfaatkan dengan mendorong dibukanya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak-banyaknya. Dengan sekolah ini tentu diharapkan akan banyak melahirkan anak didik yang sangat terampil, penurut, sekaligus mau digaji rendah. Hal ini tentu lebih menguntungkan, jika dibanding dengan mempekerjakan sarjana. Sarjana biasanya tidak terampil, terlalu banyak bicara dan maunya digaji tinggi.
Sebagaimana telah diuraikan di atas, cara-cara hegemoni kapitalis dunia di negara lain ternyata banyak mengunakan intervesi UU. Hal ini tentu tidak mudah dilakukan, kecuali harus dilengkapi dengan cara yang lain lagi. Nah, cara inilah yang akan menjamin proses intervensi UU akan dapat berjalan dengan mulus. Bagaimana caranya?
Caranya adalah dengan menempatkan penguasa boneka. Penguasa yang terpilih di negara tersebut harus mau tunduk dan patuh terhadap keinginan dari kaum kapitalis dunia. Bagaimana strateginya?
Strateginya adalah dengan memberikan berbagai sarana bagi mereka yang mau menjadi boneka. Sarana tersebut, mulai dari bantuan dana kampanye, publikasi media, manipulasi lembaga survey, hingga intervesi pada sistem perhitungan suara pada Komisi Pemilihan Umumnya.
Nah, apakah ini sudah cukup? Tentu saja belum cukup. Mereka tetap saja akan menghadapi problem yang baru. Apa problemnya?
Jika hegemoni kaum kapitalis terhadap negara-negara tertentu sudah sukses, maka akan memunculkan problem baru. Problemnya adalah “mati”-nya negara jajahan tersebut. Bagi sebuah negara yang telah sukses dihegemoni, maka rakyat di negara tersebut akan semakin miskin dan melarat. Keadaan ini tentu akan menjadi ancaman bagi kaum kapitalis itu sendiri. Mengapa?
Jika penduduk suatu negeri itu jatuh miskin, maka hal itu akan menjadi problem pemasaran bagi produk-produk mereka. Siapa yang harus membeli produk mereka jika rakyatnya miskin semua? Di sinilah diperlukan cara berikutnya.
Agar rakyat negara miskin tetap memiliki daya beli, maka kaum kapitalis dunia perlu mengembangkan Non Government Organizations (NGO) atau LSM. Tujuan pendirian NGO ini adalah untuk melakukan pengembangan masyarakat (community development), yaitu pemberian pendampingan pada masyarakat agar bisa mengembangkan industri-industri level rumahan (home industry), seperti kerajinan tradisionil maupun industri kreatif lainnya. Masyarakat harus tetap berproduksi (walaupun skala kecil), agar tetap memiliki penghasilan.
Agar operasi NGO ini tetap eksis di tengah masyarakat, maka diperlukan dukungan dana yang tidak sedikit. Kaum kapitalis dunia akan senantiasa men-support sepenuhnya kegiatan NGO ini. Jika proses pendampingan masyarakat ini berhasil, maka kaum kapitalis dunia akan memiliki tiga keuntungan sekaligus, yaitu: masyarakat akan tetap memiliki daya beli, akan memutus peran pemerintah dan yang terpenting adalah, negara jajahannya tidak akan menjadi negara industri besar untuk selamanya.
Sampai di titik ini kapitalisme dunia tentu akan mencapai tingkat kejayaan yang nyaris “sempurna”. Apakah kaum kapitalis sudah tidak memiliki hambatan lagi? Jawabnya ternyata masih ada. Apa itu? Ancaman krisis ekonomi. Sejarah panjang telah membuktikan bahwa ekonomi kapitalisme ternyata menjadi pelanggan yang setia terhadap terjadinya krisis ini.
Namun demikian, bukan berarti mereka tidak memiliki solusi untuk mengatasinya. Mereka masih memiliki jurus pamungkasnya. Apa itu?
Ternyata sangat sederhana. Kaum kapitalis cukup “memaksa” pemerintah untuk memberikan talangan (bailout) atau stimulus ekonomi. Dananya berasal dari mana? Tentu akan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sebagaimana kita pahami bahwa sumber pendapatan negara adalah berasal dari pajak rakyat. Dengan demikian, jika terjadi krisis ekonomi, siapa yang harus menanggung bebannya. Jawabnya adalah: rakyat, melalui pembayaran pajak yang akan terus dinaikkan besarannya, maupun jenis-jenisnya.
Bagaimana hasil akhir dari semua ini? Kaum kapitalis akan tetap jaya dan rakyat selamanya akan tetap menderita. Dimanapun negaranya, nasib rakyat akan tetap sama. Itulah produk dari hegemoni kapitalisme dunia
- 0 komentar

Umroh Ala Backpacker

semua berawal dari sini...

  1. Grup #UBePe
pertama kali umroh ini diperkenalkan di forum diskusi kantor Kami, oleh bapak Mustafa Kamal, diskusi panjang lebar, mengenai plus-minusnya, tata cara
  1. Membuat Pasport
  2. Booking tiket promo 8 Februari 2015
  3. Training Tour Leader
  4. Seminar Manasik Jogja 27 Desember 2015
  5. Persiapan Umroh
- , , 0 komentar

Ramadhan 1437H

Alhamdulillah, Kita memasuki Bulan Ramadhan 1437 H..
semoga Alloh memberikan dan melimpahkan kesehatan sehingga kita bisa menjalankan ibadah puasa dan ibadah lainnya dengan lancar dan khusu'




Assalamualaikum wr. wb.
Menyambut Tahun Baru Islam 1438 H, Yayasan Wakaf Minhajul Munawwaroh dan Yayasan At Thoyyibah menyelenggarakan serangkaian acara, diantaranya:



  1. Sepeda Hias dan Santai ( anggaran Rp 4.000.000 )
  2. Lomba Hafalan Quran, Sholat dan Adzan ( anggaran Rp 3.000.000 )
  3. Sunatan Massal ( anggaran Rp 5.000.000 )
  4. Olimpiade Remaja Masjid/Mushola ( anggaran Rp 5.000.000 )
  5. Tahlil Massal ( anggaran Rp 3.000.000 )
  6. Pengajian Akbar ( anggaran Rp 10.000.000 )
Totak Biaya dibutuhkan sekitar Rp  30.000.000 (tiga puluh juta rupiah)

khusus untuk acara nomer 1 sampai 4, insya Alloh di tangani para remaja Masjid dan Mushola
bagi donatur bisa berpartisipasi dengan cara mentransfer donasi ke rekening Mandiri-1390002077760 dan BCA-0960355253 atas nama Syarif Thoyib, konfirmasi ke 085693772077 via SMS/WA
- 0 komentar

workshop di Jakarta

ada undangan Workshop di jakarta tanggal 20-22 Maret 2013
dah pesen tiket pesawat Garuda Indonesia untuk tanggal pemberangkatan 19 Maret dan pulang tanggal 23 Maret 2013...
sesuai jadwal pesawat, berangkat hari Selasa 19 Maret 2013 jam  14.10WIB, satu jam sebelumnya harus boarding pass di bandara Adi Sumarmo, diantar teman kantor menuju bandara, sesampainya di lokasi..apa yang terjadi..ternyata pesawat delay 2 jam